on Sabtu, 28 April 2012

Cemburu Bukan Tanda Cinta


Kali ini aku terusik dengan kata-kata cemburu yang selalu datang dari tiap penjuru, memporak-porandakan prinsip yang tertanam dalam kalbu. Akhirnya aku mengerti apa maksud dari kata ini. Aku terusik dengan kata “Cemburu itu tandanya CINTA”. Aku tak percaya. Karena cemburu malah membuat orang semakin menggila, dia bisa membuat manusia kehilangan rasionalitas cintanya. Baiklah pertama Cemburu bukan tanda Cinta. Dan yang kedua Cinta juga punya Rasionalitasnya.
Menurut pakar anthrolopogi biologis, Helen Fisher, cemburu adalah sifat yang sudah berurat akar, dan merupakan insting positif yang mempengaruhi kehidupan manusia maupun binatang. Cemburu yang berlebihan dapat mendorong pria, yang pada dasarnya setia, mengundurkan diri. Tak tahan dengan tindakan di luar nalar yang dilakukan oleh pasangannya.
Cemburu disebabkan oleh rasa insecure, khawatir bahwa pasangan akan berpaling kepada orang lain. Rasa tidak aman ini tidak ada hubungannya dengan penampilan seseorang. Seseorang yang cantik dan seksi pun bisa merasakan insecure dalam hubungan. Meskipun begitu, agar tidak terlihat seperti perempuan insecure, kita perlu belajar bagaimana menghadapi rasa cemburu dengan gaya yang berkelas.
Cemburu datang karena Ego kita tidak ingin pasangan kita didekati oleh prang lain atau sebaliknya ketakutan pasangan kita akan diambil orang. Terlalu sering cemburu juga tidak baik dalam hubungan dan akan membuat pasangan anda tidak nyaman, apa lagi ditunjukan dengan memarahi pasangan.
Iya itulah beberapa anggapan manusia tentang cemburu, tapi bagi saya, cemburu itu adalah ketakutan palsu yang tak layak kita takutkan. Perasaan itu ada dan kemestiannya tak bisa dipungkiri. Tapi bukan itu persoalannya. Persoalannya adalah bagaimana kita bereaksi ketika cemburu itu datang. Sama dengan bagaimana ketika kita bereaksi saat nafsu kita datang.
Seringkali mereka berkata pada pasangannya “tolong mengerti perasaan ku dong”, kata ini keluar khusus terkait dengan tema yang kita bicarakan yaitu “cemburu”. Sebenarnya kata-kata itu bagi saya kurang tepat, karena ketika cemburu datang datang pasangan kita yang harus mengerti perasaan kita, tapi kitalah yang harus benar-benar memahami perasaan kita.
Kasus semacam inilah yang kemudian meragukan aku bahwa “cemburu itu adalah tanda cinta”. Karena dalam kondisi tersebut si pencemburu (pencinta) ini menuntut pasangannya (yang dicintainya) untuk mengerti dan memahami perasaan dirinya (pencemburu/pencinta). Dia senantiasa menginginkan kesenangan individu semata. Konsekwensinya adalah dia membangun persepsi bahwa pasangannya dinilai telah menyakiti hatinya. Benar dan salahnya, bagi saya persepsinya tetap salah.
Kenapa demikian? Karena dalam Term Cinta, Kepercayaan, Keterbukaan, Kejujuran dan Keterbukaan adalah merupakan rukun cinta yang tak boleh kita abaikan. Hilang salah satunya maka CINTA kita tidak sah. Atau tepatnya tidak benar jika dikatakan kalau kita cinta pada dirinya, justru kita terjebak pada cinta pada diri kita sendiri. Karena kita senantiasa menuntut kebahagiaan dan kesenangan yang kita sukai semata, tanpa mau berpikir dan mengerti apa sebenarnya yang dia inginkan.
Kesimpulan terakhir dari tulisan ini adalah, aku Cuma mau mengatakan bahwa Cemburu bukanlah tanda Benar-Benar CInta. Tapi cemburu adalah tanda keegoisan Kita. Ini bukan berarti kita tak boleh cemburu, tapi kita harus menyikapi cemburu itu dengan gaya yang berkelas, tidak langsung marah-marah dan memerintah serta membatasi garak-gerik pasangan kita.
Jadi jangan pernah berkata “AKU CEMBURU PADA DIA”, tapi berkatalah “PANTASKAH DIA AKU CEMBURUI”. Karena bagi saya orang yang cemburu itu adalah orang pengecut dan takut bersaing. Jika ia pun berpaling kelain Hari, so kita harus tunjukkan pada dunia kalau cinta kita sejati. bukankah cinta yang sejati adalah cinta yang selalu membuat pasangannya bahagia dan kita tetap tersenyum mesra dengan siapapun ia bisa meraihnya. Hehehehe……

0 komentar:

Posting Komentar